Minggu, 06 Maret 2011

Sejarah Santi Asromo Majalengka


















Presiden SBY sedangmenyematkan gelar pahlawan kepada KH. Kholid mewakili K. Abdul Halim (alm)



Pondok Mufidah Santi Asromo didirikan pada bulan April 1932 berdasarkan risalah berdirinya Pondok Mufidah Santi Asromo yang ditulis oleh KH Abdul Halim. Risalah otentik berdirinya Santi Asromo dapat di simak pada salinan tulisan KH Abdul Halim di bawah ini :
             RISALAH SANTI ASROMO
Adzas dan toedjoean pendidikan dan pengadjaran Santi Asromo 
Bismillahirrohmanirrohim 
Dengan memudji sjukur kehadirat Allah SWT. Saja sebagai pengasuh “PERIKATAN OEMAT ISLAM” (jang sebeloem tahoen 1942 namanja “Perserikatan Oelama”).  Bagian Pengadjaran dan Pendidikan dapat melakoekan tjita-tjitanja yang disahkan dalam kongres yang pertama oentoek meluaskan langkahnja dalam perihal Pendidikan dan Pengadjaran.
Sebeloem saja menerangkan pokok pembitjaraan tersebut di atas ( adzas dan toedjoean Santi Asromo ), saja menimbang perloe dan patoet meloekiskan riwajat asal oesoelnja, sehingga saja mendapat hadiah tanah jang letaknja di Desa Pasiraju ketjamatan Soekahadji, jang sekarang tempat saja namakan “SOEKAMANAH”.
Sjahdan pada malam joem’at tanggal 21 sja’ban 1350 H  ( Djanoeari 1932 ) saja dengan Almarhoem Moehamad Dardjo berangkat ke Madja oentoek keperloean perhimpoenan. Setelah selesai laloe mengadakan djoega pembicaraan dengan saoedara-saoedara di sana tentang Pengadjaran dan Pendidikan, hingga laroet malam, tidak ketinggalan tentang pendidikan Asromo-poen saja djadikan pokok pembitjaraan dalam pertemoean itu. Di antara beberapa saoedara jang saja adjak bertjakap-tjakap itu ada salah seorang saudara jang bernama  M. ARJA SOEBRATA dari desa Tjiomas ( anak soeloeng M ARJA WINATA ). Setelah djauh  pembitjaraan saja dan kawan-kawan tadi, serta mendapat desakan pertanjaan jang katanja: “Kapankah pembitjaraan saoedara ini hendak dilaksanakan ?” saja djawab: beloem saja dapat menentukannja,berhoeboeng tidak ada tanah jang tjotjok pemandangannja dan hawanja. Ada djoega di Desa Gintoeng tetapi beloem terbeli. Kemudian M. ARIJA SOEBRATA tadi mengatakan; baiklah kalau saoedara ada tempat agar memerlukan datang ke Tjiomas oentoek merundingkan hal ini. Teroes saja djawab: “baiklah dan terima kasih”.
Selang beberapa hari kemoedian pergilah saja dengan saoedara  BRATASOERYA  (Madja)   pada bulan poeasa ke Tjiomas, di sana menginap satoe malam. Dalam pertemoean bertiga itu tiada lain yang dibitjarakan hanja sual Santi Asromo sadja.
Pada waktoe kami melihat-lihat tanah itoe, jang kemoedian kembali lagi ke roemah saoedara terseboet, dan kebetoelan saoedara M. ARJA WINATA  poen soedah ada, maka dengan taqdir Toehan jatoehlah tanah terseboet jang loeasnya  2 baoe 40 bata menjadi milik saja. Dan ketika M. ARJA WINATA dan dengan anaknja M. ARJA SUBRATA selakoe jang menghadiahkan, dengan berlinang-linang air matanja. Kemudian orang itu nampaknja boleh djadi karena keikhlasan hatinja, mereka berkata: “kami berdoea menghadiahkan tanah ini kepada toean goena keperloean pendidikan dan pengadjaran anak-anak kita oemat Islam. Mereka seanak-anak kerabatnja sering mengatakan: “kalaoe nanti ada  kekoerangan Insya Allah akan mengoesahakan lagi”.
Kami berterima kasih dengan gembira danikhlas hati, semoga Toehanmengaboelkan amalnja itoe. Sejak saja menoelis risalah ini saoedara mereka sama giat membantu dengan tenaga dan harta. Kami memohon kepada Alloh  moedah-moedahan mereka senantiasa membantoe untoek meneroeskan pekerjaan kami ini adanya.
Sekian saja tjukupkan tarikh jang ringkas  ( tarikh menyendiri ) dan Insya Allah saja akan usahakan dengan sekuat tenaga.
 Santi Asromo, Romadhon 1350 H
Janoeari     1932
H. Abdoel Halim
   
  Pemandangan Oemoem
 Firman Allah dalam soerat Al Baqoroh ajat 61 berboenji:
 Artinja: “….turunlah kamu ke kota,maka sungguh ada di sana apa-apa jang kamu pinta. Maka mereka ditimpa kehinaan dan kemiskinan dan kembali mereka sambil membawa kemarahan dari Allah….”.  
Syahdan  adapoen riwajat keroesakan, kelemahan  dan kesengsaraan jang diderita kaom Bani Isroil pada dzaman dahoeloe kala itoe, seolah-olah mendjadi peladjaran, peringatan dan pendidikan bagi segenap kaom Moeslimin pada tiap-tiap masa dan dzaman.
Asal djatoehnja kaom Bani Isroil mendiami tanah TIKH, seboeah pegoenoengan jang tidak membanjakan pergaoelan dengan lain-lain golongan, setiap saat mereka menghisap hawa jang bersih lagi sejoek jang mengandung dzat-dzat jang bergoena bagi kesehatan badan sehingga mereka itoe mendjadi  golongan jang seija sekata, harga menghargai, tolong menolong diantara satoe sama lain, mereka terhindar dari beberapa matjam penjakit jang berasal dari pada berdjenis-djenis makanan.   
Dengan sebab itoelah selain dari pada hidoep mereka dalam keroekoenan jang tegoeh itu, mereka joega termasoek sebahagian manoesia jang koeat, gagah berani, sehat jasmani dan rokhaninya. Mereka masih terjaoeh dari sifat-sifat kekotoran dan kebusukan jang pada oemoemnja sifat-sifat ini meradjalela pada golongan manoesia jang mendiami kota-kota jang ramej.
 Sifat-sifat itoe ditaroehnja, moenafiq pendoesta, penipoe kikir, tamak rakoes, kerendahan boedi pekerti dan lain-lain sebagejnja jang meroesak kesehatan badan dan kesempurnaan roh dan djiwanja. Sifat-sifat inilah jang membangkitkan matjam-matjam sjahwat kebinatangan dan mendjerumuskan mereka ke laoetan kedoerhakaan, persoendalan dan pelatjoeran mendjalar terlebih-lebih pada kalangan pembesar-pembesarnja, kerena mereka itu lebih tjukup oentoek mengadakan alat-alat sjahwat kebinatangan itoe. Dalam sebab itoe  hilanglah sifat takoet kepada Alloh SWT.  Dan tidak ada bersjukuran atas nikmat Alloh jang telah diberikan kepada mereka itoe.
Dengan hal jang demikian itoe poela maka hilanglah  djoega keamanan dan kesentausaan antara mereka dan bercaboel poela matjam-matjam penjakit jang menjerang kesehatan jang disebabkan oleh keroesakan roepa-roepa makanan jang memenoehi peroetnya jang mengakibatkan mereka mendjadi  golongan manoesia jang sangat penakoet dan lemah,tidak mempoenjai daja upaja oentoek mendjaga kehormatan agama dan tanah airnja dari penjerangan moesoehnya.
Meskipoen ada djuga bagi keradjaan jang besar dan koeat jang mempunjai pradjurit dan alat-alat sendjata jang lengkap sehingga bisa menjelam ke dalam air laksana ikan, dan terbang ke udara bagaikan boeroeng oentoek   mendjaga kehormatanja, dan memerangi golongan jang lainnja poela dengan kekoeatan tadi,akan tetapi hal itoe timboel dari sifat-sifat kerakoesan ketamakan jang kesudahanja mendatangkan keroegian dan keroesakan belaka.
Adapoen golongan manoesia  jang ada di pegoenoengan jang sehat djasmani dan rokhaninya, jang tidak dapat dorongan syahwat kesetanan dan masih poela tetap kemanoesiaannja, maka golongan inilah masoek djoemlah oemat moelija bagi Alloh SWT.  Dan seandejnja mereka mempoenyai sendjata lengkap seperti terseboet di atas, niscayalah dengan sebentar sadja mereka bisa membasmi golongan orang jang ada di kota-kota jang hidupnja itoe hanja oentoek menjesatkan alam belaka.
Maka dari itoe kita dapat melihat beberapa boekti dalam tarikh doenia, bahwa soeatoe golongan kekoeasaan jang koeat itoe, lama kelamaan jatuh di tangan manoesia jang berasal dari pegoenoengan, hal mana cocok dengan firman Allah dalam soerat Ali Imron ajat 140 jang berbunji:
 Artinya:  “Hari-hari itoe kami djadikan hari kemenangan dan kekuasaan ganti berganti di antara golongan manoesia”.
Tak oebahnja dengan keradjaan Roem pada dzaman dahoeloe kala jang sangat koeat dan besar kekoeasaannja, lama-lama djatuhlah pada tangan sesuatoe golongan jang berasal dari pegoenoengan, meskipun mereka penoeh dengan kebodohan dan tak pernah memakej pakejan jang terbuat oleh golongan jang lain dan tak pernah pula merasai kenikmatan dan kelezatan hidoep di kota-kota jang besar.  
Demikian poela golongan Arab jang soedah termasyhoer sifat kebinatangannja jang hidoep di tanah-tanah pegoenoengan, setelah Allah SWT. Menoeroenkan Nabi Moehamad SAW. Dari golongan mereka sendiri dengan diberi soeatoe WET oentoek mengatoer keselamatan manoesia di doenia sampej di akherat dan oentoek membasmi segala kedoliman dan kekotoran jang terwoejoed dimoeka boemi ini. Dengan sebentar mereka itu sadar dari sifat-sifat kebinatangannja terutama poela pada hati mereka sifat-sifat kemoeliaan dari agama jang dibawa oleh Nabi Besar Moehamad SAW.
Kemoedian mereka bekerdja dengan sekoeat tenaga oentoek membasmi kedzaliman jang meradjalela pada golongan manoesia didzaman itoe. Dalam waktoe jang pendek sekali, mereka bisa memegang dan memiliki beberpa keradjaan besar, seperti  keradjaan Roem, Parsi dan lain-lainnja jang oemoemnja keradjaan-keradjaan pada dzaman itoe menjalankan kehendak hawa nafsoe dan kedzaliman dengan sesoeka hatinja.
Pada waktoe itu poela kita dapatkan di doenia barat  ( Eropa ) beberapa keradjaan jang sudah beratus-ratus tahoen lamanja dalam kemadjuan dan kesenangan, sehingga kemadjuan itu soeddah mendjadi boeah bibir tiap-tiap manoesia jang hidoep di bawah langit semasa itoe. Akan tetapi dengan sebab firman Allah di atas, pada waktoe itoe mereka terboekti soedah menentoekan poela reelnja dari keadilan kepada kedzaliman dan ketamakan. Nampak dalam sekolah-sekolah mereka sudah penoeh dengan pendidikan jang menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan dan menanam benih-benih kebentjian pada hati mereka terhadap sesama manoesia.
Dengan kedjadian-kedjadian jang telah diriwajatkan oleh tarikh dunia sebagej di atas, maka terbayanglah bahwa atoeran-atoeran jang tidak menoeroet atoeran-atoeran Allah SWT. Dan tidak poela mengandalkan oesaha dan pendidikan  kepada toentoenan Illahi yakni atoeran yang hanja menoerut pendapat akal manoesia belaka niscaya akhirnja tak akan mendapat keselamatan di dunia dan di akheratnja.
“DARI SEBAB ITOE DI TEMPAT-TEMPAT JANG RAMEJ JANG KEBANJAKAN TIDAK MENURUT ATURAN  SYAR’I SANGATLAH SOESAH  BAGI KITA MENANAM PENDIDIKAN JANG MENURUT ATURAN  ILLAHI, SEBAB BANJAK  GODAAN-GODAANNJA. MAKA TERPAKSALAH KITA HARUS MENGASINGKAN TEMPAT PENDIDIKAN ITOE KE TEMPAT JANG SEPI DARI KEKOTORAN DAN GODAAN, AGARA PENDIDIKAN ITOE BISA HIDOEP SOEBOER  DAN  KOEAT DI HATI ANAK-ANAK KITA”.
Inilah sebabnja   PERIKATAN OEMAT ISLAM   mengadakan tempat pendidikan jang terasing dari tempat-tempat jang ramej, jang diberi nama  “SANTI  ASROMO”.  
Syahdan “setelah saja terangkan tafsir ajat jang tadi, tafsir mana jang sungguh menjadi dasar PERIKATAN OEMAT ISLAM mengadakan poela sebuah tempat pendidikan dan pengadjaran jang selaras dengan waktu dan dzaman, dan terasing dari tempat jang ramej”.
Tuan-tuan jang terhormat tentu memperhatikan betul-betul keterangan tadi. Akan tetapi mungkin ada jang was-was djuga sebagian orang-orang dalam tjara menempatkan pendidikan dan pengadjaran penjajahan jang sebenarnja soal ini tidak boleh diragu-ragukan lagi. Sebab diakui atou tidak diakui, terasa atou tidak terasa sebagaimana jang sudah saja djelaskan bahwa kepentingan mereka adalah mendjadi haluannja jang terutama, sehingga didjadikan pedoman dalam segala aturan dan taktik jang dipandang dunia Islam pada oemoemnja sudah sering kali kita katakan, di dalam urusan dunjawijah masih tetap dalam kekalahan, padahal bukan kehedak Islam. Ini hanja kelemahan dan kelalejan umat  islam sendiri jang menempatkan diri di lapisan jang rendah, seolah-olah tidak tjakap mempraktekan kemurahan Allah SWT.
 Lembaga Pamoelangan Santi Asromo
Santi Asromo itoe adalah nama seboeah tempat pendidikan dan pengdjaran jang ada di antara Desa Tjiomas dan Desa Pasiraju Ketjamatan Soekahadji Kewadanan Radjagaloeh Kabupaten Madjalengka, jang toedjuannja  hendak   “Menjebarkan Peladjaran dan Pendidikan Islam di Tempat Jang Sunji”.
Nama itu moedah-moedahan sadja tidak mendjadikan syak kepada toean-toean dan saoedara-saoedara pembatja, seoelah-oelah anak-anak kita akan dibawa ke arah “KEBOEDHAAN”. Hal ini djaoeh sekali dari tjita-tjita saja. Karena perkataan “Santi Asromo” itu kalow dibandingkan dengan perkataan “Santri” atow “Kiyai” tak ada bedanja, karena doea perkataan ini-poen boekan asal bahasa Indonesia, kesemoeanja berasal dari bahasa Sangsekerta.
Besar hati saja, dengan perantaraan ini saja dapat menerangkan kepada toean-toean dan saoedara-saoedara kaoem moeslimin, teroetama kepada saoedara-saoedara jang memperhatikan nasib anak-anak kita oentoek masa jang akan datang.
Keadaan Santi Asromo boleh saja djelaskan dengan singkat sebagai berikut:
1.     Nama “Pondok Mufidah Santi Asromo” jang berarti Tempat Damai, untuk memperpadoekan  pengetahoean barat dan timur atas dasar-dasar Islam.
2.      Peladjaran   jang dioesahakan pada permulaan ini dibagi tiga bagian: (a).  Peladjaran Tahdiri, (b). Peladjaran Ibtidaiyah dan  (c).     Peladjaran Tsanawiyah
Peladjaran dan keterampilannja tidak ada bedanja dengan madrosah-madrosah POI jang soedah ada,  ditambah dengan praktek, dengan disediakannja roepa-roepa perkakas keperloean seperti: perkakas bercocok tanam,    toekang  besi dan kajoe, pertenoenan sederhana, obat-obatan dan sebagejnja. Peladjaran roepa-roepa bahasa pun tidak diloepakan, kesemoeanja ini akanmendjadi penolong anak-anak moerid kita dalam mencari rizqi jang halal dikemoedian hari djika soedah dewasa serta dapat hidoep dengan penghidoepan jang bebas dan merdeka.  
3.      Moerid-moerid akan tetap tinggal selama beladjar dalam tempat itoe dengan mendapat pimpinan dari salah seorang goeroe jang ditetapkan oentoek memimpinnja pada tiap-tiap hari dan dibantoe oleh beberapa pergaoelan dengan teman-temannja. Pada siang selaloe mendapatkan pengamatan, demikianpoen makan, minoem, pakejan diatoer dengan sederhana dan dikerdjakan oleh mereka sendiri.
4.      Tempat peladjaran diatoer dengan cara jang sederhana djuga, agar anak-anak itoe tidak merasa asing dari tempat kediamannja sendiri. Seminggu sekali murid-murid diberi peladjaran riwajat atow tarikh oelama-oelama dan pemoeka-pemoeka Islam, teroetama tarikh Nabi-nabi dengan setjara opentucht.
5.      Peladjaran khutbah  ( pidato ) diadjarkan  pula agar anak-anak itoe kelak dapat berbicara dimoeka oemoem dengan tangkas dan dapat menarik hati orang banyak oentoek mengerdjakan segala kebaikan bersama jang diperintahkan Allah SWT. Adapun adzas dan toejoeannja tak oesah saja terangkan kembali, karena dalam permulaan risalah ini poen saoedara-saoedara telah bersoea dengan keterangan-keterangan saja, ialah tafsiran ajat 61 soerat Al-Baqoroh tadi. Disini saja perlu mengemukakan sedikit perbedaan peladjaran dan pendidikan. Sebagaimana toean-toean pembatja jang terhormat telah maklum bahwa peladjaran dan pendidikan itoe memang pada hakekatnja ada perbedaan. Peladjaran memadai dengan apa-apa jang diadjarkan, sedangkan pendidikan melengkapi segala pimpinan djasmani dan rokhaninja  ( Leiding biy de geesbeliyken  en lickameleyken groel ). Maka jang saja maksoedkan dan tjita-tjitakan ialah jang kedoea,  “ialah pendidikan”.
6.      Dari hal pendidikan ahlak boeat kita kaoem moeslimin yakni menoeroet atoeran agama Islam, tidak saja dikhoesoeskan satoe-satoenja vak. Adapun pembagian peladjaran saja atoer dalam djoedoel harian dengan singkat, soesoenan peladjaran ini boekan “school system akan tetapi pondok system”. Dan ditoentoen djuga  tentang tjara menjaga keamananja diantara sesama moerid-moerid, agar djangan sampej ada kedjadian di antara sesama mereka jang bertabi’at rakoes, tamak, penindas, pengkhianat, djudas dan lain-lain sebagainja, jang mana sifat-sifat ini dapat toean-toean pembatja melihat dalam pergaoelan hidoep pada masa sekarang ini.     
7.      Perkara peri peribadatan  terhadap Allah SWT.  Seperti sembahyang dan lain- lainnja, toentoenannja  akan diboeatkan joega, agar anak-anak kita kelak di hari kemoediannja biasa beribadah kepada Allah SWT.      
8.      Boeat melakoekan jang terseboet dalam no 5 dan 6 diatoer dengan secara gemeente Islam, ini saja ambil dari kitab karangan Aboe Hasan Mawardi.  Publiek en Administratief reeht van der Islam.
Sampej disini rentjana ini saja habisi dan bantoean dari segenap Moeslimin dan Moeslimat sangat kami harapkan.
Wassalam,
H. Abdoel  Halim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar